Senin, 25 Juni 2012

KOMUNIKASI DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


Komunikasi Lembaga Pendidikan Islam
oleh: Acep Anton Patoni

A.  pengertian
Secara umum komunikasi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirim seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima.
Jika dikaitkan dengan kehidupan suatu organisasi atau lembaga, maka komunikasi yang berlangsung didalamnya disebut komunikasi organisasi. Lewis (1987) menegaskan bahwa komunikasi organisasi adalah pembagian pesan, ide-ide atau sikap dalam suatu struktur dalam organisasi seperti bisnis, industri, pemerintahan dan pendidikan.
Adapun pengertian komunikasi lembaga pendidikan islam adalah komunikasi yang terjadi pada lembaga pendidikan berfungsi untuk mengupayakan atau membantu memecahkan masalah-masalah pedidikan terutama dalam pendidikan islam.
B.    Tujuan Komunikasi dalam Lembaga Pendidikan Islam
Ada beberapa tujuan komunikasi dalam lembaga pendidikan islam, yaitu:
1.    Agar apa yang kita sampaikan (gagasan atau ide) dapat dimengerti oleh orang lain.
2.    Supaya dapat memahami dan mengetahui keinginan orang lain.
3.    Agar gagasaan atau ide kita dapat diterima oleh orang lain.
4.    Dapat menggerakkan atau memerintahkan orang lain untuk melakukan sesuatu dalam mendukung pendidikan islam.
Berdasarkan hal-hal diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi dalam pendidikan terutama lembaga pendidikan islam sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan keberhasilan lembaga tersebut.

C.    Proses Komunikasi dalam Lembaga Pendidikan Islam
Komunikasi dalam pendidikan terutama lembaga pendidikan islam merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya. Bahkan itu sangat besar perannya dalam menentukan keberhasilan pendidikan atau lembaga pendidikan.
Di dalam berkomunikasi, termasuk komunikasi dalam lembaga pendidikan islam akan melibatkan berbagai unsur, seperti:
Unsur pertama dan paling utama adalah adanya seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan yang berupa gagasan,  ide-ide atau saran-saran yang dapat membantu dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Komunikator bertugas untuk megkomunikasikan informasi atau pesan kepada orang lain (anggota).
Kedua, adanya komunikan atau orang yang diajak berkomunikasi dari komunikator (pengirim pesan atau informasi).
Ketiga, adanya suatu tujuan yang hendak dicapai atau yang dibutuhkan.
Keempat, adanya suatu gagasan maupun ide-ide yang perlu disebarkan sebagai alat untuk mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain dapat menerima atau merespon degan positif.
Kelima, tersedianya saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi dengan penerima informasi, sehingga adanya timbal balik antara komunikator dengan komunikan.
Keenam, adanya respon penerima informasi dari hasil komunikasi.
Ketujuh, adanya gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi akibat salah menafsirkan pesan yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan.
D.    Hambatan dalam Komunikasi Pedidikan
Chruden dan Sherman (1976), menjelaskan hambatan-hambatan komunikasi termasuk komunikasi pendidikan, sebagai berikut:
a.    Perbedaan antar individu, meliputi perbedaan dalam persepsi, penafsiran, kemampuan menyimak, dan status.
b.    Hambatan yang ditimbulkan oleh suasana psikologis.
c.    Hambatan dalam mekanika komunikasi.
Koswara (2002) menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan komunikasi berjalan tidak efektif. Semua itu bersumber dari hal-hal berikut:
1.    Sikap pemimpin yang kurang tanggap terhdap masalah-masalah yang dihadapi bawahan.
2.    Adanya kekuatan psikilogis yang mempengaruhi pemikiran para anggota lembaga.
3.    Tindakan dan ucapan pimpinan yag terlalu idealis dalam memajukan lembaga yang ia pimpin.
4.    Adanya usaha orang-orang yang mempunyai maksud buruk.
5.    Adanya pemberitaan yang tidak memenuhi persyaratan, misalnya pemberitahuan terlalu pasif sehingga sulit untuk dilaksanakan.
E.    Bentuk komunikasi
Alo Liliweri (1991) menjelaskan tiga bentuk komunikasi seperti berikut:
1.    Komunikasi Intrapribadi
Proses suatu pesan yang datang secara cepat, hanya sebagai suatu rangsangan syaraf-syaraf yang dikirim ke otak untuk diubah ke dalam bentuk perintah dan keputusan untuk bertindak.
2.    Komunikasi antar Pribadi
Cara berkomunikasi seperti ini umumnya dilakukan dengan cara bertatap muka.
3.    Komunikasi Massa
Suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator secara profesional menggunakan teknologi dalam menyebar luaskan pengalaman yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.
F.    Macam-macam komuikasi
Moekijat (1993) menjelaskan beberapa macam komunikasi, seperti:
1.    Komunikasi Formal dan Informal
Komunikasi formal dala lembaga atau organisasi didasari atas informasi, yakni ke bawah, ke atas dan  ke samping atau horizontal. Komunikasi informal terutama timbul karena saluran-saluran komunikasi formal tidak dapat memenuhi dengan cukup semua kebutuhan informal dari para anggota.
2.    Kominikasi Tertulis dan Lisan
Cara berkomunikasi seperti ini memakai alat visual sehingga menambah baik komunikasi tulisan maupun lisan, maka orang yang menerimanya akan lebih cermat memahami dan mengingatnya.
3.    Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Komunikasi semacam ini merupakan cara berkomunikasi yang menggunakan kata-kata dan isyarat atau tanda-tanda tertentu.
4.    Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah
Komunikasi satu arah terjadi apabila komunikator mengirimkan informasi tanpa mendapatka umpan balik dari komunikan. Sedagkan komunikasi dua arah terjadi apabila komunikator mengirim informasi, menerima umpan balik dari komunikan.
5.    Komunikasi yang Baik, Efektif dan Efisien
Komunikasi yang baik terjadi apabila pengertian penerima sesuai dengan maksud yang diinginkan oleh pengirim. Komunikasi yang efektif adalah mengandung pengiriman informasi yang paling cermat. Sedangkan komunikasi yang efisien adalah pesan yang disampaikan melalui satu saluran atau lebih murah daripada melalui saluran-saluran lain.
G.    Macam-macam Lembaga Pendidikan Islam
Berdasarkan fakta sejarah, terdapat pula lembaga pendidikan islam selain rumah, mesjid dan majelis. Lembaga-lembaga pendidikan islam selengkapnya dapat ditemukan diantaranya sebagai berikut;
1.    Al-Maristan
Al-Marista dikenal juga sebagai lembaga ilmiah yang paling penting dan sebagai tempat penyembuhan dan pengobatan pada zaman keemasan Islam.
2.    Al-Qushur (Istana)
Istana tempat kediaman khalifah, raja, sultan dan keluarga. Selain tempat pengendalian kegiatan pemerintahan, juga digunakan sebagai tempat pendidikan bagi putra-putri mereka antara lain berkenaan dengan ilmu agama, ilmu pengetahuan, peradaban, bahasa, sastra dan lain sebagainya.
3.    Hawanit al-Waraqin (Toko Buku)
Seiring dengan berkembangnya industri pabrik kertas serta perkembangan ilmu pengetahuan baik agama maupun umum pada zaman klasik Islam, maka kebutuhan untuk mendokumentasikan ilmu-ilmu tersebut juga berkembang  pesat. Dengan demikian bermunculan pula toko-toko buku.
4.    Al-Badiyah
Al-Badiyah secara harfiah dapat diartikan sebagai tempat mengajar bahasa Arab asli, yakni bahasa Arab yang belum tercampur atau terpengaruh oleh bahasa asing.
5.    Al-Maktabat (Perpustakaan)
Sejarah mencatat bahwa perhatian kaum Muslim di zaman klasik pada pendidikan bukan hanya dengan membangun gedung-gedung sekolah, melainkan juga disertai dengan membangun perpustakaan.
H.    Sifat dan Karakteristik Lembaga Pendidikan Islam
Beberapa sifat da karakter lembaga pendidikan islam, antara lain;
Pertama, lembaga pendidikan islam bersifat holistik, terdiri dari lembaga pendidikan informal, nonformal dan formal. Bentuk lembaga pedidikan informal dapat diwakili oleh rumah; lembaga pendidikan nonformal terdiri dari mesjid, surau dan lain sebagainya; sedagkan lembaga pendidikan yang bersifat formal yaitu madrasah.
Kedua, lembaga pendidikan islam bersifat dinamis dan inovatif. Dinamakan dinamis karena lembaga pendidikan islam tidak terpaku pada satu bentuk saja, melainkan mengambil berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan ilmu. Dan dikatakan inovatif karena lembaga pendidikan islam selalu mengalami pembaruan dan pengembangan.
Ketiga, lembaga pendidikan islam bersifat terbuka, yakni dapat digunakan atau diakses untuk seluruh lapisan masyarakan dengan berbagai latar belakang keahlian, status sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
Keempat, lembaga pendidikan islam berbasis masyarakat, karena selain digunakan oleh masyarakat, lembaga pendidikan islam juga dibangun dan diadakan oleh seluruh masyarakat.
Kelima, lembaga pendidikan islam bersifat religius. Hal ini terjadi karena lembaga pendidikan islam didirikan semata-mata mengharapkan keridhaan Allah SWT.

Afifuddin dan M. Sobry Sutikno, Pengelolaan Pendidikan Teori dan Praktek, Bandung: Prospect, 2008.
Nata Abuddin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010.
Sobry Sutikno, M. Pengelolaan Pendidikan Tinjauan Umum dan Konsep Islam, Bandung: Prospect, 2010.

Tidak ada komentar: